Hulu Keris Sumatera

10590558_1712292255668741_9142982091114899016_n

Harga : 750,000,- (TERJUAL) Tn. AH Semarang


 
 hulu-palembang hulu-sumatera
jawa-demam hulu-keris-jawa-demam
  1. Perabot : Hulu
  2. Model : Sumatera Palembang (Jawa Demam)
  3. Bahan : Kayu keras
  4. Dimensi : Panjang 10 cm, lebar 6 cm
  5. Keterangan Lain : lamen (kuno), kondisi sangat terawat, kolektor item

 

Ulasan :

Menurut dongeng rakyat Melayu mengisahkan, seorang raja memesan hulu keris kepada pengrajinnya. Hingga larut malam pengrajin itu tidak mendapat inspirasi, ia merasa kedinginan lalu menutup tubuhnya dengan kain sarung, sambil membuat arca kecil menggambarkan dirinya yang sedang kedinginan. Esoknya raja datang, tetapi justru menjadi senang melihat arca itu. Lalu mulailah bentuk-bentuk seperti itu dibuat untuk hulu keris yang menghiasi keris.

HULU KERIS JAWA DEMAM, bentuk-bentuk pokok hulu keris Sumatera adalah penggambaran sosok burung garuda, dengan ciri khas salah satu posisi tangannya melintang mendekap di dada, seolah-olah sedang bersedakep kedinginan dengan kepala sedikit menunduk. Bentuk dasar dari perwujudan ini kemudian distilisasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk hulu yang unik dan menarik Burung Garuda menggambarkan bentuk makhluk yang dipuja sejak jaman dahulu. Dalam kepercayaan Hindu, Garuda selalu berhubungan dengan Dewa Wisnu, sedangkan bentuk buto (raksasa) selalu berhubungan dengan Siwa.

Runtuhnya kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke 12 dan ke 13, seolah tidak ada kesinambungan sejarah dengan kelahiran Palembang. Sumber dari Cina Abad ke 13 M mengatakan bahwa Raja Sriwijaya/Palembang memiliki kepercayaan terhadap ular/naga. Namun burung Garuda sebagai musuh utama ular, justru ditemukan pada hulu kerisnya, hal ini mungkin merupakan sebuah perlambang bahwa dinasti lama sudah dikalahkan oleh dinasti baru yang sekarang berkuasa. memberi kesan bahwa pemujaan terhada Wisnu telah menggantikan pemujaan terhadap Siwa.

Dilain pihak ada intepretasi lain adalah bahwa Garuda adalah simbol orang-orang Bugis perantauan merupakan penandaan bahwa Islam telah masuk bersamanya. Garuda menunjukkan popularitas kebesaran Bugis-Islam karena masa transisi kepercayaan Palembang ke agama Islam cukup panjang. Bentuk Jawa Demam yang tegak hampir sama dengan hulu keris Buto Bajang dari cirebon, seolah badannya digabung dengan wajah bentuk kepala burung Garuda berposisi miring seolah sedang merenungkan sesuatu.

Dengan kondisi fisik hulu yang masih terjaga keutuhannya dan detil garap ukiran yang lembut seolah digarap dengan hati, menjadikannya sangat layak untuk disandingkan  dengan pusaka klangenan anda.

Ditawarkan sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
 

Contact Person :
 

Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan

Facebook : Griyo Kulo SMS/Tlp/WA : 0838-7077-6000 Pin BB : 5C70B435  Email : admin@griyokulo.com

————————————

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *