Kiyai Sabuk Inten

termahar logo griyokulo

Mahar : 4,950,000 (TERMAHAR) Mr. JC Gresik


 keris sabuk inten sabuk inten
sabuk inten luk sebelas sabuk inten luk 11
  1. Kode : GKO-100
  2. Dhapur : Sabuk Inten
  3. Pamor : Beras Wutah
  4. Tangguh : Mataram Senopaten Abad XV
  5. Sertifikasi : Museum Pusaka TMII No : 56/MP.TMII/I/2016
  6. Asal-usul Pusaka : Grobogan, Jawa Tengah
  7. Keterangan Lain : Warangka baru

sertifikasi sabuk inten

Ulasan :

Cerita mengenai keris Sabuk Inten serta kompatriotnya Naga Sasra seakan menjadi bahan yang tiada habis-habisnya untuk ditafsirkan menjelang keruntuhan kerajaan Majapahit. Sesungguhnya, keris Kyai Naga Sasra maupun Keris Kyai Sabuk Inten, adalah sebuah simbol semata. Naga Sasra berasal dari bahasa sanskerta Nagha Sahasrara yang berarti Seribu Naga. Ini melambangkan banyaknya kekuatan-kekuatan laten Majapahit yang masih memiliki kekuatan militer dan masih memiliki pengaruh besar dipelosok Nusantara. Para sisa-sisa bangsawan Majapahit, yang masih memiliki pengaruh dalam bidang ekonomi maupun militer dan masih banyak tersebar di beberapa pelosok Nusantara inilah yang disimbolkan dengan Keris Kyai Naga Sasra. Sedangkan Sabuk Inten berarti Ikat Pinggang Intan yang melambangkan para investor ekonomi lokal maupun mancanegara sebagai sumber keuangan yang sangat menentukan perputaran roda perekonomian negara.

kiyai sabuk inten gayaman jogja

Sosok Jaka Supa sangat dibutuhkan pihak pemerintahan Demak Bintara. Ditambah kehadiran Sunan Kalijaga, yang juga sangat disegani oleh berbagai kalangan lintas agama di wilayah bekas kerajaan Majapahit, maka seolah-olah, dua orang ini adalah kunci keberlangsungan pemerintahan Demak Bintara. Sunan Kalijaga, demi mengingatkan Sultan Demak, memerintahkan  Jaka Supa membuat dua buah keris, yaitu Kyai Naga Sasra dan Kyai Sabuk Inten. Keduanya harus diserahkan kepada Sultan Demak, sebagai benda simbolik untuk mengingatkan Sultan Demak, bahwa tanpa dukungan sisa-sisa bangsawan Majapahit serta tanpa dipermudah masuknya investor mancanegara ke wilayah Demak Bintara, dapat dipastikan Demak tidak akan berumur lama. Dengan bersatunya Kyai Naga Sasra dan Kyai Sabuk Inten tersebut, bisa dipastikan Demak akan berdiri tegak sebagai kerajaan besar pengganti Majapahit.

pamor beras wutah

Pamor Beras Wutah

Para empu keris zaman dahulu akan kecewa, kalau tahu, bahwa beras di negeri ini tidak lagi melimpah. Kemakmuran pada zamannya yang ditandai dengan hasil panen yang berlebih, mengilhami para empu untuk memberi nama Beras Wutah pada pamor keris hasil karyanya. Pamor ini adalah salah satu jenis yang paling banyak dibuat sehingga saat ini adalah jenis pamor yang paling banyak diketemukan. Secara fisik pamor Beras Wutah memperlihatkan motif butiran beras tumpah. Secara filosofis, Beras Wutah menggambarkan kondisi, harapan dan keinginan sang pembuat keris, sehingga Beras Wutah kerap dihubungkan dengan keinginan untuk mendapat hasil panen melimpah, atau kehidupan yang lebih makmur.

sabuk inten senopaten keris luk 11

sabuk inten mataram senopatenwarangka manjing

Menikmati keindahan garap keris Sabuk Inten ini, kita serasa hanyut terbawa nostalgia ke masa lampau, dimana banyak silih berganti berdiri kerajaan-kerajaan besar di Nusantara. Kesan bentuknya manis dan luwes. Tarikan luk serta Panjang dan lebar wilahnya sangat diperhatikan sang Empu sehingga sangat indah dipandang. Karakter besi yang hitam kebiruan bersinar serta trep pamornya yang pandes dan ngawat masih kental dengan pengaruh unsur Majapahit. Pada umumnya keris tangguh Mataram Senopaten masih membawa karakter bentuk dari keris-keris Majapahit, hal ini dikarenakan empu-empu pada masa Mataram Senopaten merupakan empu Majapahit atau keturunannya. Salah satu empu Majapahit yang mengabdi hingga masa Mataram Senopten adalah empu Supo Anom atau lebih dkenal dengan nama empi Ki  Nom. Bentuk kembang kacang yang nggelung wayang hingga ujungnya menempel gandik masih tampil utuh. Begitu juga dengan bagian janur (bentuk lingir diantara dua sogokan) masih sanggup menampilkan bentuk alur yang tipis dengan sempurna. Keutuhan ini hanya bisa didapat dari kualitas bahan material terbaik dan tentu saja perawatan yang benar dari pemilik-pemilik sebelumnya. Dari segi pakem petung, apabila kita tarik dengan benang dari bagian pesi ke atas ke bagian ganja, kemudian dilanjutkan lagi melewati ujung sogokan (puyuhan) dan ditarik lagi ke atas sampai ke bagian panitis (bagian tengah pucuk keris) akan bertemu dengan satu garis lurus. Bagian bebel (1-2 mm di atas sogokan) apabila diintip dari samping juga sedikit lebih cembung dari bagian lain. Sebuah pakem sederhana yang di-ugemi (ditaati) oleh sang Empu dalam membabar pusaka ini. Selebihnya hanya dolanan roso untuk bisa menangkap aura-aura lain dari Kiai Sabuk Inten ini.

Ditawarkan sesuai dengan foto, video dan deskripsi yang tertera.

Contact Person :
 

Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan

Facebook : Griyo Kulo SMS/Tlp/WA : 0838-7077-6000 Pin BB : 5C70B435  Email : admin@griyokulo.com

————————————

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *