Mahar : ?,-(TERMAHAR) Tn. N Gambir, Jakarta Pusat
- Dhapur : Kalamisani
- Pamor : Beras Wutah
- Tangguh : Ngentho-Entho Yasan Empu Djeno Harumbrodjo
- Sertifikasi : ada
Ulasan :
KALAMISANI, merupakan salah satu bentuk dhapur keris lurus dengan kelengkapan ricikan sebagai berikut: kembang kacang, lambe gajah dua, tikel alis, gusen, kruwingan dan greneng. Sepintas mirip dengan dhapur sinom, perbedaannya mirip dengan parungsari dan sengkelat, dimana dhapur kalamisani mempunyai lambe gajah dua sedangkan sinom mempunyai lambe gajah satu.
FILOSOFI, Keris dhapur kolomisani memiliki pengertian, Kolo berarti “waktu” dan Hamisani artinya “pertama kali atau cukup sekali”. Keris Kolomisani dapat diartikan sebagai sebuah keris yang sangat ampuh sehingga bila digunakan cukup sekali saja dan tidak perlu diulang dua kali maka akan dapat melumpuhkan lawan-lawannya. Kolo Hamisani tergolong jenis keris khusus dikenakan oleh para Raja dan pemimpin (Bupati).
Keris Kolomisani dalam dunia pewayangan merupakan pusaka milik salah satu tokoh pandhawa putra Prabu Pandu Dewanata yaitu milik Raden Harjuna. Selain dikenal sebagai kesatriya pilih tanding, berkharisma, dan terlebih sangat hormat terhadap orang tua dan guru-gurunya, Harjuna terkenal sebagai tokoh yang memegang teguh janjinya dan memiliki jiwa kesatriya. Konon pula keris Kolo Hamisani merupakan jelmaan dari taring Bathara Kala (raksasa yang sangat sakti, putra dari Bathara Guru). Diceritakan keris Kolo Hamisani sangat ampuh dan juga sangat beracun sehingga bagi mereka yang tergores saja akan mengalami kematian apalagi jika sampai tertusuk tak ayal akan tewas seketika. Keris dhapur Kolohamisani mencerminkan simbol Darma Kesatria sebagaimana yang dikisahkan dalam kisah Mahabarata
YASAN MPU DJENO HARUMBROJO, Almarhum Empu Djeno Harumbrodjo adalah sosok yang monumental dalam dunia perkerisan modern. Selain tersohor lewat tangan dingin karya-karyanya yang sarat akan nilai spiritual dan sesuai dengan karakteristik pemiliknya, mendiang Mpu Djeno juga dikenal sebagai Mpu yang taat terhadap pakem-pakem klasik untuk membabar sebuah pusaka. Lambaran laku tapabrata serta sesaji tak pernah sekalipun dilewatkan atau dilanggar olehnya. Teknik tempanya pun masih menggunakan cara lama (membuat dari kodokan awal, diwasuh dan disepuh sendiri), melahirkan mahakarya keris yang tak kalah mutu ruh-nya “luar dalam” dengan keris-keris unggul di masa silam. Pastilah karena istimewa, bila karya-karya beliau selalu dicari, dikoleksi, bahkan tetap dibicarakan.
Ciri-ciri umum keris karya Empu Djeno Harumbrodjo, antara lain :
- Besi wasuhannya sangat baik, pulen, lembut dan bersih. Beliau mewasuh sendiri dari bahan atau kodokan awal. Tidak hanya melaras yang sudah ada. Tetapi dari memilih bahan besi dan bahan pamor sampai jadi.
- Dari sisi pasikutan cenderung lugu, sederhana, wangun, luwes, indah (rasa Mataram HB & Majapahit).
- Ciri khas gandik ; bentuk gandik dalam karyanya cenderung agak bengkok dan lebih kurus (mirip tangguh madiun) dengan sekar kacang nya agak panjang dan maju ketimbang tangguh tangguh lain dan cenderung tidak dikikir dengan rapi; sogokan tidak terlalu dalam.
- Ciri khas greneng ; grenengnya adalah khas gaya yogyakarta serta agak maju.
- Semua karyanya adalah mutrani, yaitu meniru dhapur dan pamor yang sudah ada, dan karya-karyanya tidak pernah dihiasi dengan ukiran atau kinatah emas.
Keris-keris putran karya Empu Djeno dinilai ngayang batin mengandung sesuatu. Karya-karyanya yang lugu dan sederhana itu sama sekali tak sepi dari keindahan kedalaman makna. Empu Djeno memang menempa dengan batinnya. Beliau tak semata membabar keris, tetapi juga mampu menyertakan rasa dan sesuatu yang khusus pada karya-karyanya. Ada hal lain yang membedakan Empu Djeno dengan Empu masa kini lainnya. Bukan hanya karena beliau adalah turunan ke 15 Empu Supodriyo, Empu mumpuni di zaman kerajaan Majapahit, tetapi juga karena beliau masih tetap melihara kearifan lokal serta nilai-nilai luhur itu. Karya-karyanya terasa “berisi” dan menggetarkan hati. Kedalaman rasa itulah yang segera bisa terbaca oleh mereka yang mampu membaca dengan hati. Bahkan tak heran Sultan HB IX pun merasa cocok dengan keris karya Mpu Djeno. Tidak tanggung-tanggung, secara pribadi Sultan HB IX memesan tiga bilah keris.
Seorang seniman besar akan mewariskan karya-karya terbaiknya. Demikian pula dengan empu-empu mumpuni, yang karya-karyanya menjadi penanda zaman. Empu Djeno adalah salah satu jejak hidup dari ketangguhan masa silam. Setelah berkali-kali menulis dan menampilkan keris dari berbagai kisah maupun tangguh, maka keris-keris warisan Empu Djeno dari Moyudan terasa memukau dan memiliki eksotisme pesona tersendiri.
Dialih-rawatkan (dimaharkan) sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan
Facebook : Griyo Kulo SMS/Tlp/WA : 0838-7077-6000 Pin BB : D403E3C3 Email : admin@griyokulo.com
————————————
Hello is this keris fore sale
Greetings Auk.
Sold out, Sir
keris masih dijual