MAHAR : Rp. 999.000,- (TERMAHAR) Mr. ZY Banjarmasin
- Dhapur : Biring Cumben
- Pamor : ?
- Tangguh : (est) Majapahit Awal
- Asal-usul Pusaka : Temuan aliran Sungai Bengawan Brantas
- Panjang wilah : 21,5 cm
- Panjang Pesi : 15,5 cm
- Panjang Total : 37 cm
Nama lain adalah Biring Sumben, ini karena perubahan kata C menjadi S pada bahasa Jawa Kawi atau Jawa Kuno ke Jawa Pertengahan. Biring sendiri dari kata biri yang artinya kebiri artinya untuk atau pada, sedangkan Cumben artinya hubungan seksual binatang atau manusia, dapat juga dari kata cumbana atau cumbu. Arti sesunggunya adalah mengebiri supaya tidak bercumbu. Sedangkan kata Sumben atau Sumbi artinya penenun wanita, berasal dari kata Sumbi yang artnya tenunan atau perempuan penenun yang dipekerjakan di keraton. Dari legenda Sunda kita kenal Dayang Sumbi (ibu kandung Sangkuriang), yang artinya dayang (abdi perempuan) yang bekerja untuk menenun pakaian raja dan keluarganya. Tapi karena suatu kesalahan dibuang ke hutan.
Kata Biring Cumben juga merupakan kata kasar dan sadis. Tombak dhapur Biring Cumben berbadan tegak, kuat, keras, tajam dihiasi dengan sepasang sogokan pada pangkal bilahnya atau sor-sorannya. Pada kepet yang lengkung diberi takikan seperti bertingkat (gusen). Tombak ini juga bersifat panas, keras, tetapi juga dapat berlaku tegas. Tombak ini dapat dipasang pada landheyan panjang atau pendek. Tombak Biring Cumben tergolong tombak yang langka yang tidak banyak dijumpai. Tombak Biring Cumben dahulu kala banyak dipakai untuk prajurit, panglima perang, laksamana atau pasukan berkuda (Cavaleri).
Tampak pada kondisi temuan (kotor), tombak tersedimentasi tebal dengan korosi patina, pasir dan batu. Patina ini memiliki ciri diantaranya berwarna hitam pekat dan melekat erat seperti aspal, halus sekali jika diraba, serta banyak pasir lembut dan kerikil kecil yang ikut membentuk patina. Patina semacam ini juga bisa menjadi indikator pembeda suatu keris dan tombak ditemukan di daerah kering (darat) atau basah (dasar sungai), usia/lamanya terendam, dan tingkat keaslian korosi (alami atau buatan). Karena karat atau korosi yang tidak alami dan belum lama biasanya berwarna merah, dengan butiran agak besar dan mudah mengelupas.
Metuk pada bilah tombak ini terpisah, berbentuk seperti cincin, terlepas dari tombaknya dan sudah tidak terlalu utuh. Dari sela-sela patina yang terkelupas terlilhat besi dengan spasi tempa lebar berlapis-lapis, nyekrak tapi dengan rabaan pulen lembut dan halus, berbeda dengan korosi buatan yang cenderung nyekrak tapi tajam (kasar) ketika diraba. Garis-garis alur lipatan tempa masih terlihat disela-selanya teradapat korosi berbentuk unthuk cacing dan gelembung-gelembung kecil di bawah permukaan besi (asli tidak bisa ditiru korosi buatan ). Cocok untuk pusaka tindih, atau mereka yang ingin belajar korosi alami (ratusan tahun). Foto-foto kondisi awal penemuan juga kami sertakan sebagai alat bukti yang sah yang mendukung ‘status temuan’. Dimaharkan dalam kondisi ligan (tanpa landeyan dan penutup).
Ditawarkan sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan
SMS/Tlp : 0838-7077-6000 Pin BB : 5C70B435 Email : admin@griyokulo.com