Kala Dete

1. Kode : GKO-14
2. Dhapur : Kala Dete
   
3. Pamor : Mrambut
   
4. Tangguh : Madura Abad XVII
   
5. Sertifikasi : Museum Pusaka TMII No : 35/MP.TMII/II/2015
6. Asal-usul Pusaka : Pangandaran, Jawa Barat
   

Ulasan :

Keris memiliki hubungan yang cukup erat dengan seni pewayangan. Dalam pewayangan, keris tidak hanya terkait dengan aspek seni kriyanya, tetapi juga sampai ke ragam cerita dan simbolismenya. Di atas panggung pergelaran wayang orang, hampir tidak ada tokoh wayang pria yang tidak mengenakan keris. Diantaranya, Kala Misani pusaka Raden Sadewa dari Sawojajar, Kala Nadah terakhir dimiliki Raden Gatotkaca diwariskan dari Raden Arjuna, Tilam Upih pusaka Prabu Yudistira dari Amarta dan Sengkelat pusaka Prabu Salya dari Mandraka, dan Kala Dete, salah satu pusaka milik Adipati Karna yang sakti mandraguna tercipta dari taring Batara Kala. Bahkan kegagahan Gatotkaca harus berakhir, gugur di tangan Adipati Karna.

Apabila kita menatap lebih dalam ricikan keris ini, pada kembang kacangnya tampak begitu luwes, melingkar dengan sempurna (nggelung wayang). Pada wadidangnya (bagian lengkungan belakang) terdapat semacam tungkakan menambah kesan anggun, dan bentuk gonjo yang melambai ke bawah menambah keserasian dan kecantikan pasikutannya. Apabila kita menangguh dengan membaca “tanda-tanda” pada ricikan bilah keris ini beberapa orang setuju ini adalah tangguh mataram yogyakarta, tapi apabila menangguh dengan melihat komposisi besi dan pamor serta tempaannya, akan jatuh ke tangguh Madura dimana besi cenderung bersap-sap (kering karena logam banyak mengandung garam).

–

Dhapur Kala Dete tergolong langka.

Dialih-rawatkan (dimaharkan) sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.