Tilam Upih

10590558_1712292255668741_9142982091114899016_n

Mahar : 2,250,000,- (TERMAHAR) Tn. CP, Tangerang


  1. Kode : GKO-230
  2. Dhapur : Tilam Upih
  3. Pamor : Ngulit Semangka
  4. Tangguh : Tuban Abad XV
  5. Sertifikasi : Museum Pusaka TMII No : 407/MP.TMII/VI/2017
  6. Asal-usul Pusaka : Cilacap, Jawa Tengah
  7. Keterangan Lain : warangka dusun, warangan lama

Ulasan :

TILAM UPIH, menurut kitab sejarah Narendra Ing Tanah Jawi (1928) dhapur Tilam Upih (diberi nama Jaka Piturun) dibuat bebarengan dengan dhapur Balebang (diberi nama Pamunah) pada tahun 261 Saka pada era pemerintahan Nata Prabu Dewa Budhawaka. Dhapur Tilam Upih merupakan dhapur yang paling populer di seluruh wilayah Nusantara dan relatif bisa dijumpai pada setiap tangguh, mulai dari tangguh sepuh sanget hingga tangguh kamardikan sekarang ini. Dhapur Tilam Upih bentuknya hampir sama dengan dhapur Brojol dan dhapur Tilam Sari, perbedaanya dhapur Brojol tidak dilengkapi dengan ricikan: tikel alis, sedangkan dhapur Tilam Sari sama dengan dhapur Tilam Upih menggunakan tikel alis ditambah lagi ricikan: tingil. Keris dhapur Tilam Upih tergolong jenis keris yang bukan pemilih, sehingga semua dapat dikenakan oleh masyarakat umum hingga para bangsawan. Pada umumnya keris ini dikenakan oleh mereka yang sudah berkeluarga, atau mereka yang telah lanjut usia, namun juga tidak menutup kemungkinan dikenakan oleh mereka yang masih muda.

FILOSOFI, Tilam Upih berarti pembaringan yang putih suci dan indah. Makna mendalam yang terkandung dalam dhapur Tilam Upih adalah tujuan dan harapan setiap manusia ketika kembali ke pangkuan Tuhan Sang Maha Pencipta, oleh karenanya dhapur keris ini sebagai pameling untuk senantiasa dapat menjalankan perintah dan menjauhkan larangan-Nya selama di dunia.

TANGGUH TUBAN, Ricikan yang terdapat pada dhapur Tilam Upih hanyalah pejetan atau blumbangan (bagian keris yang berupa cekungan atau lekukan, yang terdapat di bagian sor-soran) dengan tikel alis (bagian keris yang berupa alur dangkal, melengkung seperti alis). Blumbangan pada keris ini dibuat sempit dan dangkal, sedangkan bagian tikel alis-nya digoreskan secara tegas dan panjang seperti gagang terong. Bilah keris ini tergolong jenis keris Tuban yang sangat baik. Dibuat dari bahan besi pilihan yang benar-benar matang tempaan, jika disentil terasa sangat nyaring bunyinya. Rabaan permukaannya halus rapi, besinya berwarna hitam kebiruan tampak kontras dengan pamornya yang cemerlang merata memenuhi sepanjang bilah. Kondisi bilah pun masih sangat prima hingga ke bagian pesi. Panjang wilah 37 cm terkesan agak bongsor dalam keris lurus, dengan condong leleh agak menunduk khas tangguh sepuh.

PAMOR NGULIT SEMANGKA, karena pamor yang dibuat oleh sang Empu mirip sekali dengan corak pada kulit buah semangka. Layaknya motif batik alam, semangka memiliki kulit buah yang tebal namun menarik karena coraknya yang memiliki beragam warna. Dalam filosofi budaya Jawa, Keris dengan Pamor Ngulit Semangka ini dipercaya mempunyai tuah yakni mendatangkan rejeki yang berlimpah, membuat pemilik Keris dengan Pamor Ngulit Semangka ini menjadi orang yang lebih percaya diri (optimis), bijaksana dalam memutuskan suatu permasalahan (dinamis), dan pandai dalam pergaulan untuk menyesuaikan dengan segala keadaan (flexible).

Sangat pas bagi anda yang ingin memulai untuk nguri-uri budaya mengkoleksi tosan aji atau menambah ‘klangenan‘ kesayangan dalam jajaran koleksi yang telah ada, terlebih mas kawin (mahar) nya pun sangat bisa dijangkau.

Ditawarkan sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
 

Contact Person :
 

Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan

Facebook : Griyo Kulo SMS/Tlp/WA : 0838-7077-6000 Pin BB : D403E3C3 Email : admin@griyokulo.com

————————————

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *