Jangkung Pacar

10590558_1712292255668741_9142982091114899016_n

Mahar : 4,333,000,-(TERMAHAR) Tn. N Gambir, Jakarta Pusat


 keris-luk-3-jangkung-pacar keris-jangkung-pacar
  1. Kode : GKO-175
  2. Dhapur : Jangkung Pacar
  3. Pamor : Kulit Semangka
  4. Tangguh : Mataram Abad XVII
  5. Sertifikasi : Museum Pusaka TMII No : 532/MP.TMII/X/2016
  6. Asal-usul Pusaka : Pangandaran, Jawa Barat
  7. Keterangan Lain : Warangka Lamen, mendak perak, dhapur langka

 warangka-jangkung-pacarsertifikasi-jangkung-pacar

Ulasan :

Niat ingsun nyebar ganda arum. Tyas manis kang mantesi, ruming wicara kang mranani, sinembah laku utama

DHAPUR JANGKUNG, merupakan salah satu dhapur keris luk tiga, yang ukuran panjang bilahnya sedang. Permukaan bilahnya nglimpa, keris ini menggunakan pejetan, tikel alis, sraweyan, kembang kacang, jenggot, jalen, lambe gajah dua, sogokan rangkap (kadang dibagian depan berukuran panjang, ada yang sampe ke tengah bilah kadang sampai ke puncak). Keris dhapur Jangkung Pacar tergolong langka.

FILOSOFI, Jangkung panganggenya, kudu jinangkung dèn-eling… Dhapur Jangkung mengandung arti agar dalam hidupnya manusia untuk selalu “eling” memohon dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Esa dengan sumarah, sumeleh serta mituhu” agar hidupnya jinangkung-jinampangan (dilindungi dan diberkati oleh Yang Maha Kuasa).

Sumarah berarti berserah atau pasrah dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena kita mengetahui betapa Maha Kuasa-Nya Allah sekaligus memahami betapa tidak berharga dan tidak berdayanya kita manusia di hadapan Allah. Bahwa DIA lah yang mengatur segala sesuatunya dan akan memberikan yang terbaik dalam kehidupan kita. Di saat kita menghadapi cobaan hidup maka kita bekeyakinan bahwa Allah telah punya rancangan-Nya sendiri bagi kita.

Sumeleh bukan berarti menyerah. Manusia sebagai hamba hanyalah bisa berusaha dan apapun hasilnya tergantung ridho-Nya. Maka dengan sumeleh  manusia di harapkan tak mudah putus asa dan teguh dalam usahanya, termasuk ikhlas menerima yang tidak dikehendaki atau tidak kita harapkan terjadi.

Mituhu : artinya patuh dan menurut nasehat orang tua, karena orang tua adalah salah satu jalan yang membuat seorang manusia bisa sukses. Menjadi langkah awal menuju sebuah kesuksesan yang luar biasa.

Pacar  sendiri adalah daun yang biasa dipakai untuk menghias kuku, juga pada jaman dahulu digunakan untuk mewarnai kayu, warnanya merah darah. Daun pacar memiliki sifat magis dan melambangkan kesucian. Hal yang disucikan adalah berkenaan dengan raga, penyucian jiwa yang berkenaan dengan niat (artinya memberikan petuah kepada anak agar memperbaiki niatnya dalam menyongsong kehidupannya di masa mendatang) dan menyucikan tekad (artinya bercita-cita atau bersungguh-sungguh untuk menjaga hidup yang benar).

Tak heran pada jaman dahulu kala, seorang anak yang sudah beranjak dewasa dan siap memilih jodoh dan menentukan jalan hidupnyanya sendiri dibekali oleh ayahnya dengan sebuah keris berdapur Jangkung Pacar – karena menjadi sebuah hal yang penting dalam tradisi Jawa untuk mengawali pernikahan. Hal ini dianggap karena sebuah pernikahan memiliki kedudukan tinggi bagi perjalanan hidup seseorang. Hal ini berkenaan dengan makna yang juga terkandung dalam agama bahwa salah satu prosesi pernikahan adalah proses penyempurnaan agama bagi setiap orang (baik laki-laki maupun perempuan). Dimana ibadah orang yang menikah dianggap lebih tinggi derajatnya ketimbang yang belum menikah. Inilah makna filosofi dari tradisi yang mengandung nilai-nilai yang begitu kental dengan ajaran agama. Maka tradisi yang demikian adalah baik untuk dijaga dan dilestarikan.

Keris berdapur luk tiga Jangkung dipercaya mempunyai tuah atau melambangkan dorongan semangat untuk mencapai cita-cita : “sae kagem ingkang kagungan gegayuhan – Kajangkung Gegayuhaning Manah”. Konon pula pada masa mudanya Sultan Agung mempunyai keris andalan Jangkung Manglar Monga, keris luk tiga dimana pada bagian bawah terdapat gambaran burung garuda dengan sayap mengepak. Adapun keris Jangkung Manglar Monga ini mengandung makna akan harapan dan cita-cita melanglang jagad dengan menjadikan budaya Jawa sebagai budaya yang tinggi.

sor-soran-jangkung-pacar gandik-jangkung

TENTANG TANGGUH, jika dari karakter besi serta pamor bisa digolongkan kepada material keris Mataram, masuk akal juga jika sebagian orang berpendapat, dari langgam/style jangkung pacar ini mulai dari gandik, sekar kacang, bagian gonjo, karakter wadidang dan luk hinga menilik lokasi geografis keris ini berasal dari daerah Jawa Barat, memasukkannya dalam tangguh Cirebon Madya. Karena pada masa lampau Cirebon baik secara langsung maupun tidak langsung mengalami berbagai pengaruh dan tekanan politik dari negara tetangganya. Pengaruh dan tekanan tersebut datang dari kerajaan Mataram dan Banten, dimana Cirebon berada di tengah-tengah “segitiga pemusuhan” antara Banten, VOC dan Mataram

jangkung-pacar-beramor gandik-jangkung-pacar

PAMOR KULIT SEMANGKA, atau disebut pamor ngulit semangka, karena pamor yang dibuat oleh sang Empu mirip sekali dengan corak pada kulit buah semangka. Layaknya batik, semangka memiliki kulit buah yang tebal namun menarik karena coraknya yang memiliki beragam warna. Dalam filosofi budaya Jawa, Keris dengan Pamor Ngulit Semangka ini dipercaya mempunyai tuah yakni mendatangkan rejeki yang berlimpah, membuat pemilik Keris dengan Pamor Ngulit Semangka ini menjadi orang yang lebih percaya diri (optimis), bijaksana dalam memutuskan suatu permasalahan (dinamis), dan pandai dalam pergaulan untuk menyesuaikan dengan segala keadaan (flexible)

pamor pamor-jangkung-pacar

Yang menjadi keunikan lain keris ini adalah, adanya pamor tiban (wirasat) diantara pamor beras wutahnya yang dominan. Pamor Wirasat ialah pamor yang mempunyai bentuk dan nama beraneka macam dan juga berkhasiat. Pamor wirasat ini, sering dianggap sebagai berkah khusus dari yang Maha Kuasa, karena dalam prosesnya muncul tanpa rekayasa sang Empu (kodrat) terselip diantara pamor dominan. Tak heran banyak digemari oleh mereka para pemburu isoteri.

Menurut manuskrip “pamor duwung babon asli saking Surakarta (1937)”, pamor yang berbentuk seperti bulan sabit atau huruf U yang letaknya di sor-soran atau ujung bilah tuahnya dipercaya bagi mereka yang memilikinya dapat memerintah atau ditakuti oleh banyak orang, sehingga cocok dimiliki oleh mereka yang berada di lingkaran kekuasaan hingga militer.

Dialih-rawatkan (dimaharkan) sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.

Contact Person :
 

Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan

Facebook : Griyo Kulo SMS/Tlp/WA : 0838-7077-6000 Pin BB : 5C70B435  Email : admin@griyokulo.com

————————————

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *