MAHAR : Rp. 4.999.000,-(TERMAHAR)
- Kode : GKO-09
- Dhapur : Pandhawa Cinarita
- Pamor : Kulit Semangka
- Tangguh : Mataram Abad XVII
- Sertifikasi : Museum Pusaka TMII No : 30/MP.TMII/II/2015
- Asal-usul Pusaka : Surakarta, Jawa Tengah
- Keterangan Lain : pendok gongso (langka)
Keris sebagai sebuah karya merupakan penggambaran dari simbol-simbol, yang merupakan kaca benggala pola tatanan hidup dan menjadi ’pameling’ (pesan agar diingat) akan sebuah ajaran. Diantaranya keris luk lima (5) yang berarti jangkep, sering diasosiasikan dengan karakter jiwa ksatria para pandhawa. Bisa juga diartikan bahwa Pendawa lima merupakan simbol yang diberikan GUSTI ALLAH pada manusia. Bahkan setiap manusia memiliki Pendawa Lima di dalam tubuh mereka masing-masing. Sejatinya, filosofi sosok Pandawa Lima ataupun Kurawa yang sangat berlawanan itu bukan hanya cerita semata. Dimanakah posisi sosok-sosok Pandawa Lima serta Kurawa itu dalam tubuh manusia?
1. Puntadewa (Lokasi perumpamaan Yudhistira adalah pada OTAK)
Puntadewa mempunyai nama lain Yudhistira, Samiaji, Dwija Kangka, merupakan saudara Pandawa yang paling tua diantara lima pandhawa. Sifatnya sabar, tak pernah marah, sehingga sering dijuluki berdarah putih, tidak suka menyakiti siapapun bahkan hanya satu kali berperang seumur hidup dengan alasan hanya dia yg bisa membunuh lawannya.
FILOSOFI: Jika manusia ingin mulia dalam hidupnya, maka pergunakanlah “otak bukan otot” secara bijaksana dan tidak mengumbar ambisi untuk meraihnya, melainkan mengutamakan strategi untuk meraih kemuliaan hidup di dunia.
2. Bima (Lokasi perumpamaan Bima adalah pada MATA)
Bima memiliki nama lain Sena, Bratasena, Wahyunindya, Jayalaga, Kusumadilaga, Gandawastratmaja, Bilawa, Abilawa, Balawa, Bayusuta, Tuguwasesa, Werkudara, Wrekudara. Bima merupakan putra kedua Pandu dengan Dewi Kunti. Tubuhnya tinggi, dan berwajah paling sangar diantara saudara-saudaranya. Lantaran kekuatannya, Bima sangat ditakuti oleh sosok Kurawa dan musuh-musuhnya, walaupun begitu hatinya lembut penuh kasih, setia pada satu sikap/tidak pernah menjilat ludahnya sendiri, rela berkorban untuk ibu, kakak dan ketiga adiknya dan orang-orang yang lemah teraniaya.
FILOSOFI: Satu hal yang membuat manusia ditakuti adalah matanya. Ketika manusia marah dan matanya melotot, maka orang lain pun akan sedikit gemetar melihat sorot matanya. Demikian juga sorot mata bisa membuat keteduhan bagi orang lain. Matamu adalah cermin hatimu, sehinga pergunakanlah mata dengan bijaksana.
3. Arjuna (Lokasi perumpamaan Arjuna/Janaka di tubuh manusia adalah pada HATI KECIL/HATI NURANI)
Arjuna memiliki nama lain Permadi, Janaka, Parta, Dananjaya, Palguna, Pamadi, Permadi, Gudakesa, Kumbalwali, Wrehatnala, Ciptaning. Arjuna merupakan putra bungsu Dewi Kunti dengan Prabu Pandu Dewanata. Sifat utama dari Arjuna adalah halus tutur kata, religius (sering bertapa), berpendirian teguh dan suka membantu orang lain.
FILOSOFI: Manusia yang ingin ‘hidup lurus’, harus sering mendengarkan hati nuraninya dan lebih mendekatkan diri dengan sang Pencipta.
4 dan 5. Nakula dan Sadewa (Lokasi perumpaan Nakula dan Sadewa di tubuh manusia adalah pada BUAH ZAKAR KEMALUAN dan INDUNG TELUR yang kembar).
Nakula dengan nama kecilnya Pinten, dianggap orang yang paling tampan di dunia. Sadewa dengan nama kecilnya Tangsen, dianggap orang paling pintar di dunia. Nakula Sadewa merupakan putera kembar pasangan Dewi Madrim dan Prabu Pandu Dewanata. Keduanya mempunyai perwatakan jujur, setia pada keluarga, taat pada orang tua dan tahu membalas budi serta dapat menjaga rahasia.
FILOSOFI: Sebagai pemimpin yang baik tidak pernah menonjolkan diri, tetapi akan berada di garda terdepan jika dibutuhkan serta, ada saatnya keras dan ada saatnya lemah (pandai menyesuikan kondisi) , nglurug tanpa bala menang tanpa ngasorake (yakin dengan kempuan diri sendiri dan tidak sombong setelah mencapai kesuksesan) , serta dapat melahirkan generasi penerus (estafet kepemimpinan).
Itulah sanepan/perumpaan lokasi Pandawa Lima di tubuh anak Adam. Kemudian dimanakah sanepan atau perumpamaan untuk Kurawa di tubuh manusia? Manusia itu memiliki dua hati yaitu hati besar dan kecil (hati nurani). Kedua hati itu memiliki kecenderungan yang sangat bertolak belakang. Hati besar senantiasa dipenuhi dengan sifat buruk, iri, dengki, ambisi, nafsu berbuat kejahatan dan lain sebagainya. Sementara hati nurani cenderung mengajak untuk berbuat kebajikan, suka perdamaian, manembah pada GUSTI ALLAH dan menolong sesama. Sanepan/perumpamaan dan filosofi seratus sosok Kurawa itu ternyata berlokasi di “hati besar” manusia. Setiap hari dalam kehidupan sehari-hari di tubuh manusia, hati besar dan hati kecil (nurani) senantiasa berperang. Hati besar (yang dikuasai 100 sosok Kurawa yang penuh hawa nafsu itu) berperang melawan hati nurani (yang hanya terdapat Arjuna saja). Pertanyaannya, Bagaimana seorang Arjuna dapat mengalahkan 100 sosok Kurawa? Hal itulah yang membuat manusia cenderung untuk lebih mendengarkan hati besarnya daripada hati kecil (nuraninya). Namun satu hal yang perlu dicatat, meskipun hanya seorang diri dimana Arjuna harus melawan 100 sosok Kurawa, namun Arjuna bisa meraih kemenangan. Caranya, semuanya tergantung manusia itu sendiri untuk lebih mendengarkan suara ‘Arjuna’ di hati kecil (nurani) dan mengabaikan suara hati besar
Mengamati keris pandhawa cinarita ini, mulai dari warangka, mendak, pendok hingga bilah itu sendiri, sejenak kita diajak bernostalgia pada jaman atau kehidupan masa lampau. Tampak sandangan yang melekat pada keris ini begitu prasaja (sederhana) namun berkarakter. Kesan pemilik sebelumnya dengan sepenuh hati membuat sandangan yang layak untuk keris sinengker-nya. Kayu Warangka dan Hulu yang dipilih adalah Sono Keling bagian galih-nya. Selain Jati, Sono Keling adalah salah satu kayu eksotis asli habitat Jawa. Sedangkan Galih itu sendiri adalah bagian yang terletak agak tersembunyi di bagian tengah batang pohon yang sudah sangat tua. Jika ingin mendapatkannya pohon harus dipotong terlebih dulu kemudian membelahnya menjadi dua bagian sehingga akan tampak galih pohon, warnanya coklat atau hitam pekat yang dipengaruhi oleh umur dari pohon itu sendiri. Namun, tidak semua pohon sono keling memiliki kualitas galih bagus, menurut kepercayaan Jawa hanya pohon yang ditinggali makhluk ghaib-lah yang mampu memberikan galih yang benar-benar bermanfaat.
PENDOK GONGSO, Pun demikian dengan pendok blewah gongso sangat utuh, pendok gongso sekarang ini selain mahal relatif juga sukar didapat terlebih lagi yang lamen (kuno). Pembuatannya hampir mirip dengan bahan yang digunakan untuk membuat gamelan yang terbaik. Dinamakan ‘gongso‘ karena terbuat dari campuran temboGO dan rejoSO (sejenis timah putih) dengan komposisi perbandingannya adala tiGO dan sedoSO (3:10), tiga bagian untuk rejoso dan sepuluh bagian untuk tembaga. Gongso terbaik berwarna abang boto (merah bata), dengan tantingan antep (agak berat) dan tidak berbau amis. Pembuatannya tergolong tidak simple dan sangat beresiko untuk pecah. Dinamakan pendok blewah (blewehan) karena pendok ini terbelah di bagian tengah sehingga seolah-olah menjadi dua bagian. Belahan atau celah itu mulai dari atas hingga menyentuh bagian bawah secara vertikal. Maksud pembuatan celah atau belahan pada Pendok Blewah ini untuk menunjukkan sekaligus memamerkan bahwa gandar warangka keris itu terbuat dari bahan kayu berkualitas baik. Bisa jadi pula pemakaian pendok blewah ini dimaksudkan untuk memamerkan bahwa warangka keris itu termasuk gandar iras. Warangka gandar iras dianggap lebih bernilai walaupun mungkin terbuat dari kayu yang tidak begitu baik. Gandar iras adalah sebutan warangka keris yang bagian gandarnya menyatu dengan bagian utama dari warangka itu.
Sekar kacang yang terpahat pada gandik masih tampak cantik nggelung wayang, bahkan pada bagian jalen masih menghias dengan lancip sempurna. Bagian ganja keris sebit rontal juga tampil maskulin, sirah cecak tampak lancip dan pada bagian belakang tampak sedikit eksen tungkakan menambah kegagahan bilah ini. Juga petung luk limanya tampak luwes, benar-benar diperhitungkan oleh sang Empu. Dari segi besi berwarna hitam lumut dengan thingthingan brengengeng, menurut buku kuno kemungkinan adalah Besi Terate berasal dari batu asih, tuahnya adalah mudah mendapatkan wanita dan terhindar dari fitnah.
Tidak bisa dipungkiri, keris pandhawa cinarita adalah keris luk lima (5) yang paling dikenal dan banyak dicari pemburu isoteri dan keris Pandhawa Cinarita ini termasuk salah satu klangenan yang telah lama menghuni gedong pusaka kami. Pandhawa Cinarita berarti “cerita atau diceritakan” mengenai sosok pandhawa tadi, dipercaya mempunyai angsar (daya kesaktian yang dipercaya oleh sebagian orang terdapat pada sebilah keris. Daya kesaktian atau daya gaib itu tidak terlihat, tetapi dapat dirasakan oleh orang yang percaya. Angsar dapat berpengaruh baik atau posistif, bisa pula sebaliknya) dapat membantu seseorang berbicara dan berinteraksi dengan yang lain, meningkatkan kharisma, dicintai banyak orang di sekelilingnya serta dapat menaikkan derajat atau status sosial sang pemilik keris. Biasanya keris berdhapur Pandhawa Cinarita dulunya banyak dimiliki oleh para dalang, hingga sekarang banyak dimiliki guru, pengajar, artis/mc, salesman, notaris, pengacara, pembicara atau profesi-profesi lain yang menuntut kemampuan berbicara dengan publik.
Dialih-rawatkan (dimaharkan) sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan
Facebook : Griyo Kulo SMS/Tlp/WA : 0838-7077-6000 Pin BB : 5C70B435 Email : admin@griyokulo.com
————————————