Sengkelat

termahar logo griyokulo

MAHAR : Rp. 3.299.000,-(TERMAHAR)


 

keris sengkelat amangkurat keris sengkelat mataram

IMG-20150928-WA0001 IMG-20150926-WA0019

  1. Kode : GKO-75
  2. Dhapur : Sengkelat
  3. Pamor : Beras Wutah
  4. Tangguh : Mataram Abad XVI
  5. Sertifikasi : Museum Pusaka TMII No : 252/MP.TMII/IX/2015
  6. Asal-usul Pusaka : Kebumen, Jawa Tengah

Ulasan :

Siapa yang sangka dan siapa yang mengira bahwa dari sebuah keris bisa dipelajari sebuah kearifan sejarah yang bisa menjadi wacana untuk mencari jalan keluar dari masalah yang bisa sama? Dilihat dari budaya perkerisan, salah satu fungsi yang sekarang masih menjadi misteri, keris juga berfungsi sebagai prasasti sebuah zaman ataupun sebuah situasi. Jika kita mau meneliti Sandyakalaning Majapahit, di dalam kaitan ini tercermin sebuah keris yang oleh generasi sekarang disebut dengan Sengkelat. Keris berluk tiga belas, dengan ricikan lengkap ini dalam pakem paduwungan (pakem keris baku) merupakan simbolisasi akhir kehidupan.

Sejarah mencatat bahwa kerajaan Majapahit merupakan kerajaan besar di Jamannya. Daerah jajahannya sampai di daerah Madagaskar bahkan sampai di Pathani, Kamboja Selatan. Kebesarannya yang kemudian melahirkan nusantara memunculkan lambang gula kelapa yang kemudian hari diadopsi menjadi bendera pusaka kita. Tetapi sekarang sisa-sisa kebesaran itu hilang nyaris tak berbekas. Sirna Ilang Kertaning Bumi yang merupakan petunjuk angka tahun Majapahit runtuh. Tahun sakanya berangka tahun 1400 atau tahun masehi 1478.

Sandyakalaning Majapahit atau akhir masa kejayaan Majapahit dilakoni sangat tragis. Digambarkan bagaimana kerajaan Majapahit menjelang akhir keruntuhannya mengalami  situasi yang runyam. Kerajaan dilanda kerusuhan, kadipaten-kadipaten ingin melepaskan diri. Sementara di dalam kerajan terjadi pertikaian perebutan jabatan, kekuasaan dan pengaruh. Di luar istana, masyarakat dan para punggawa kerajaan terlibat malima (madat, main, madon, maling, minum). Situasi yang mencerminkan perburuan keduniawian itu menjadikan ulama, kiai, brahmana dan pendeta prihatin. Orang Jawa mengatakannya dengan perkataan sekel – jengkel. Bukan tanpa maksud apabila seorang Sunan (menurut Babad Demak) meminta seorang Empu membuatkannya keris berlekuk tiga belas. Konon keris tersebut bahan bakunya adalah semacam cisnya Nabi Mohammad SAW. Dari wacana ini pula, tersirat simbolisasi kembali memegang tongkat yang mengarah ke kehidupan sejati, yakni tuntunan agama. Dalam kaitan ini karena Sunan Kalijaga seorang Muslim, dengan sendirinya mengedepankan tuntunan ajaran Islam.

gandik sengkelat gandik angkelat

sekar kacang nguku bimo tingil

Tidak harus dengan gebyar pamor untuk menunjukkan sebuah kegagahan. Keris Sengkelat ini sudah menunjukkan jati dirinya sebagai Keris tangguh Mataram yang terkenal dengan Empu-Empu yang mumpuni. Karakter besi dan pamor serta bentuk Ganja sebit lontar khas tangguh Mataram, tampilan gandik dan pejetan persegi (kotak) semakin menasbihkan diri sebagai produk jaman Mataram. Hingga pemilihan bentuk sekar kacang yang nguku Bima dari sang pambabar pusaka (Empu) semakin menambah sisi maskulin bilah ini. Sedikit aksen tungkakan juga masih bisa terlihat. Pendok warangka yang terbuat dari perak dipilih oleh pemilik sebelumnya sebagai sandangan untuk  mengimbangi ketampanan dan kegagahan bilah ini.

pendok perak pendok perak lamen

pamor beras wutah pamor wos wutah

Pamor beras wutah, merupakan motif dasar dari segala jenis pamor. Dipercaya bermanfaat guna ketentraman, dan keselamatan Pemiliknya, untuk mencari rejeki, cukup wibawa dan disayang orang di sekelilingnya.

Dialih-rawatkan (dimaharkan) sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.


Contact Person :
 

Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan

Facebook : Griyo Kulo SMS/Tlp/WA : 0838-7077-6000 Pin BB : 5C70B435  Email : admin@griyokulo.com

————————————

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *