Sangkelat

termahar logo griyokulo

MAHAR : Rp. 3.499.000,- (TERMAHAR) Tn. II, Masamba Sulsel


sengkelat mataram senopaten sengkelat senopaten

  1. Kode : GKO-74
  2. Dhapur : Sangkelat
  3. Pamor : Beras Wutah
  4. Tangguh : Mataram Senopaten Abad XIV
  5. Sertifikasi : Museum Pusaka TMII No : 251/MP.TMII/IX/2015
  6. Asal-usul Pusaka : Klaten, Jawa Tengah

gandar iras tayuman sertififikasi museum pusaka tmii sengkelat

Ulasan :

Di dalam  budaya perkerisan Jawa, keris berluk tiga belas mempunyai makna yang bernuansakan ajakan kembali kepada arah jalan Keillahian. Tujuan manusia hidup adalah menuju kepada Tuhan Yang Maha Esa.  Luk tiga belas artinya las-lasaning urip akhir kehidupan manusia. Sebab dalam nuansa simbolisasi, keris berluk satu sampai tiga belas bermakna ajaran menuju kepada Jalan Allah secara bertahap. Oleh karena itu itu, bukan tanpa maksud bila keris berluk tiga belas itu oleh Sunan Kalijaga diserahkan kepada Bre Kertabumi. Banyak tafsir dan versi mengenai keris ini. Sengkelat adalah simbol lahirnya kerajaan Demak dan surutnya Majapahit. Dalam babad dikisahkan pula tentang raibnya pusaka andalan Majapahit, yakni Kiai Condong Campur. Keris ini diyakini sebagai andalan pemersatu dan tuntunan masyarakat Majapahit. Situasi ini bisa ditafsirkan bahwa tuntunan dan pegangan Majapahit telah sirna. Oleh karena itu Sunan Kalijaga mengajak Prabu Bre Kertabumi untuk  kembali menekuni Jalan Ilahi dengan memerangi kemungkaran yang terjadi saat itu. Setelah Raja meninggal, kerajaan Majapahit tak lagi bisa ditolong. Hampir  200 tahun kerajaan bercorak Hindhu-Budha itu berdiri harus berakhir dengan meninggalkan sederet konflik kepentingan. Sandyakalaning Majapahit merupakan cermin buram bagi bangsa Jawa ketika itu.

gandik sengkelat senopaten keris tangguh senopaten

Menilai aspek sebuah tangguh sebuah keris secara fisik tidaklah sederhana, keris Sengkelat ini bergaya Mataram Senopaten, dimana adalah suatu masa keris/tombak masih banyak dipengaruhi oleh gaya Majapahit. Bentuk bilah yang ramping mengadopsi gaya Majapahit, tetapi besi dan penerapan pamor serta gaya pada gandik dan wadidhangnya menunjukkan ciri kerajaan setelahnya (Mataram Awal). Seperti kita ketahui keris-keris bertangguh Mataram baru menemukan kesempurnaan bentuknya pada Zaman Mataram Sultan Agung.

nguku bimo sekar kacang senopaten

pamor beras wutah akhodiyat pamor wos wutah senopaten

Pertama menatap keris Sengkelat ini, kita akan dibuai dengan pamor cantik yang merata di seluruh permukaan bilah. Pamor tampak putih bersih dan kontras dengan besinya, dengan beberapa titik-titik akhodiyat (bagian pamor yang menyala lebih terang dari yang lain)  seolah Sang keris memang sengaja bersolek tampil menarik hati untuk kita. Tampilan sekar kacang nguku bima, jalen dan lambe gajah juga masih tampil utuh (runcing) di usianya yang sudah berabad-abad mempertegas kecantikan sebuah produk budaya yang tak lekang oleh Zaman. Sedangkan Pamor beras wutah, merupakan motif dasar dari segala jenis pamor. Dipercaya bermanfaat guna ketentraman, dan keselamatan Pemiliknya, untuk mencari rejeki, cukup wibawa dan disayang orang di sekelilingnya.

deder tayuman deder tenggelam dalam air
Deder Kayu Tayuman?
 
Kayu Tayuman termasuk tumbuhan perdu yang sudah langka di Jawa. Karakter Kayunya keras, berwarna coklat tua dan tenggelam didalam air dan mempunyai serat kayu yang lembut dan halus, warna teksturnya indah. Kayu Tayuman merupakan idola bagi para kolektor pusaka karena merupakan kayu terbaik untuk dijadikan deder/danganan keris pusaka. Karena tergolong tanaman perdu, pohon Tayuman tidak dapat tumbuh besar seperti pohon yang lain. Tempat tumbuh Tayuman seringkali berada di tebing maupun tanah berbatu. Kayu Tayuman memiliki galih berwarna merah kecoklatan dan hampir merata di setiap batangnya. Di galih Tayuman seringkali terdapat garis-garis merah yang menjadi alur umur dari sebuah kayu. Semakin tua sebuah pohon Tayuman, maka akan semakin gelap galih yang dimilikinya. Dominasi gelap dan semburat hitam menandakan semakin tua umur dari Tayuman itu sendiri. Kayu Tayuman cukup berat dan tinggi berat jenisnya, sehingga akan tenggelam bila direndam di dalam air. Bila tenggelamnya tidak dalam posisi rata dan datar, ukiran yang dikatakan terbuat dari kayu Tayuman patut dicurigai. Apalagi bila setelah ukiran itu tenggelam bagian bungkul (pantat) melayang ke atas. Ukiran yang demikian biasanya bukan terbuat dari kayu Tayuman, namun bagian dasar lubang pesinya diisi dengan timah (timbal) atau potongan paku. Selain memang kualitasnya sebagai bahan pembuat ukiran baik, kayu Tayuman dinggap memiliki daya magis atau tuah yang dapat “memelihara” isi keris.
Membicarakan keris Sengkelat seolah tiada habisnya, apalagi keris yang satu  ini masuk daftar list urutan atas para kolektor untuk diburu dan dimiliki setelah keris Naga Sasra, sehubungan tuah kewibawaannya dan melanggengkan apa yang telah dicapainya (kekuasaan).

Dialih-rawatkan (dimaharkan) sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.


Contact Person :
 

Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan

Facebook : Griyo Kulo SMS/Tlp/WA : 0838-7077-6000 Pin BB : 5C70B435  Email : admin@griyokulo.com

————————————

2 thoughts on “Sangkelat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *