MAHAR : Rp.999.000 ,-(TERMAHAR)
- Kode : GKO-70
- Dhapur : Jalak Nyucup Madu
- Pamor : Kulit Semangka
- Tangguh : Mataram Abad XV
- Panjang Bilah : 32,5 cm
- Panjang Pesi : 4,8 cm
- Asal-usul Pusaka : Ponorogo, Jawa Timur
Ulasan :
Dhapur Jalak Nyucup Madu adalah salah satu varian keris Jalak yang sering ditemui selain Jalak Sangu Tumpeng, ricikannya adalah gandik polos, pejetan, tikel alis dan sebuah sogokan di depan. Dalam kesederhanaan ricikan dan penampilannya, ternyata menyimpan suatu ajaran makrifat yang dalam dan mengandung nilai filsafat kehidupan adiluhung, dalam rangka meraih kearifan dan kebijaksanaan hidup (ngudi kawicaksanan), serta mengupayakan kesempurnaan hidup (ngudi kasampurnan).
1. Madu Båså
Madu adalah manis, bukan berarti konotasi negatif seseorang yang gemar bermulut manis. Namun maksudnya adalah seseorang yang mampu membawa diri serta mawas diri. Kata-kata yang tidak menyakitkan hati orang lain. Ucapan yang menentramkan hati dan fikiran. Maka dikatakan “ajining diri kerana lathi“. Kehormatan atau harga diri seseorang tergantung pada apa yang ada dalam ucapannya. Dalam pribahasa Indonesia terdapat tamsil berupa peringatan agar mewaspadai mulut kita, “mulutmu harimau mu”. Itulah bahasa akan menjadi “madu” tergantung pada kemampuan kita memadu bahasa.
2. Madu Råså
Meliputi empan papan, tepa selira, unggah ungguh, iguh tangguh, tuju panuju, welas asih, kala mangsa, duga prayoga. Madu rasa adalah bentuk kesadaran tinggi atau kesadaran batin. Termanifestasikan dalam rasa kasih sayang yang tulus kepada sesama, tanpa membedakan suku, agama, warna kulit, golongan, pandai-bodoh, kaya miskin, drajat pangkat. Sebuah kesadaran batin yang mampu memahami bahwa derajat manusia adalah sama di hadapan Sang Pencipta. Perbedaan kemuliaan hidup seseorang ditentukan oleh perilaku dan perbuatannya apakah bermanfaat atau tidak untuk sesama. Seseorang yang menghayati madu rasa, mampu ngemong (mengendalikan) gejolak nafsu diri sendiri, maupun ngemong gejolak nafsu orang lain. Keadaan mental seseorang madu rasa, memiliki kematangan, tangguh, ulet dan tekun, bertekad kuat, gigih dan tidak mudah putus asa, segala sesuatu terencana secara matang, memperhitungan segala resiko. Cermat, cakap, tanggap, empatik dan peduli lingkungan.
3. Madu Bråtå
Meliputi sikap “eling dan waspadha”, eling terhadap sangkan paraning dumadi, dan waspadha terhadap segala hal yang menjadi penghambat upaya mencapai ngelmu kasampurnan.
Itulah secuil ajaran dalam serat Wedhatama, yang merupakan ajaran luhur untuk membangun budi pekerti dan olah spiritual bagi kalangan raja-raja Mataram, tetapi diajarkan pula bagi siapapun yang berkehendak menghayatinya. Sangatlah masuk akal kenapa dhapur Jalak Nyucup Madu sangatlah populer di masanya dan relatif banyak ditemui hingga sekarang.
KERIS DUSUN, Tanpa bermaksud mengecilkan arti sebuah warisan budaya dan peradaban, keris ini kami sebut sebagai “keris dusun‘ dan memang sengaja kami tampilkan apa adanya. Dari sandangan (warangka, mendak, pendok) kami biarkan lamen apa adanya tanpa sentuhan fisnishing ulang. Penampilannya begitu bersahaja dan sederhana menggambarkan keris-keris dusun pada umumnya. Korosi menghias bilah juga kami tampilkan apa adanya. Kami sangat menghargai keris “ori sepuh tanpa owah-owahan”, menabukan mengowah-owahi dengan menggesud (merapikan) wilah hanya untuk memperoleh tampilan keris yang lebih cantik ataupun dengan cara-cara lain. Sangat cocok bagi Anda yang mendambakan sebuah keris sepuh yang syarat akan kedalaman makna. Sebuah keris yang menjadi piandel untuk dijadikan tuntunan hidup dan bertingkah laku.
Dialih-rawatkan (dimaharkan) sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan
Facebook : Griyo Kulo SMS/Tlp/WA : 0838-7077-6000 Pin BB : 5C70B435 Email : admin@griyokulo.com
————————————