Kebo Lajer Jenggala – Kediri

sold-outMAHAR : Rp.?,- (TERMAHAR)


keris kebo lajer kebo lajer

  1. Kode : GKO-42
  2. Dhapur : Kebo Lajer
  3. Pamor : Kulit Semangka
  4. Tangguh : Jenggala Kediri Abad XII
  5. Sertifikasi : Museum Pusaka TMII No : 151/MP.TMII/VI/2015
  6. Asal-usul Pusaka : Trenggalek, Jawa Timur

 gambilan timoho lamen sertifikasi pusaka jenggala-kediri

Ulasan :

Alam selalu mengajarkan kearifan. Itu sebabnya para Pujangga, orang-orang Bijak sampai ke para Empu kerap melekatkan simbol-simbol alam itu di dalam berbagai karya mereka. Kebo (Kerbau) adalah hewan yang dihormati di tanah jawa, karena kerbau sebagai lambang pondasi negara agraris (pertanian). Kerbau juga disimbolkan sebagai tokoh pengajaran moral dan budi pekerti dalam masyarakat Jawa.  Tidak heran, jika kerbau adalah salah satu hewan yang disakralkan, sebagai contoh di kraton Surakarta, kebo menjadi cucuk lampah rombongan kirab 1 suro. Nama Kebo/Mahesa pada jaman kerajaan juga banyak dipakai oleh para Kesatria yang mana di pundaknya lah beban tegaknya pilar sebuah negara.

Meski terbilang dhapur keris lurus yang sederhana, keris kebo lajer memiliki penggemar dan pecinta fanatiknya sendiri karena dipercaya dapat menjadi piandel, Kerbau adalah lambang akan ketangguhan dalam artian mampu untuk bekerja keras menjadi tulang punggung keluarga , dan penarik (Rejeki) juga bisa diartikan sebagai lambang kemakmuran.

Kemudian ada Pusaka di Keraton Mataram yang berdapur Kebo Lajer, yaitu Kanjeng Kiai Ageng Mahesa Nular, merupakan pusaka persembahan Kiai Mandureja kepada Nyai Mas Ageng Danureja I, isteri Sri Sultan Hamengku Buwono IV. Kemudian ada Kanjeng Kiai Mahesa Gendari, semula milik Adipati Danurejo yang bergelar KPH Kusumoyudo. Kemudian diserahkan ke Kraton pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono V.

Tangguh Jenggala – Kediri :

Ganja tinggi pendek, wadidangnya tegak, birawa (ukurannya besar atau di atas rata-rata) serta kesan Besi yang padat dan hitam pekat seperti aspal masuk untuk style/langgam/gaya keris Tangguh Jenggala. Pengamatan dari segi material besi dan teknik lipatan, dapat dikategorikan ke tangguh sejamannya yakni Tangguh Kediri, dimana besinya terkesan lebih merambut serta pamornya lebih merata di seluruh permukaan bilah.

Yang menjadi salah satu kekaguman kami, meski ukuran keris ini termasuk birawa (lebih besar dan tebal dari rata-rata keris jawa) namun apabila bilah disentil dari sisi manapun, akan beresonansi dengan suara sama mengeluarkan bunyi tiing panjang… nyaring… dan dalam. Suara/bunyi seperti itu hanya bisa didapatkan dari keris-keris yang mempunyai lipatan rapat dan matang tempa (wasuhan).

Nama dan Watak Keris :

Keris hanya menjadi senjata tajam tanpa makna, tanpa  aspek-aspek spiritualitas menjauhkan citra keris tersebut dari aspek filosofisnya serta kehilangan kearifan lokal. Di balik sebilah keris, tersimpan rentetan perjalanan panjang bangsa Indonesia terkait spiritualitas, etos kerja yang kuat, kebersamaan, harapan, serta filosofi hidup. Itu semua dituangkan dalam simbol-simbol.

Dalam buku Kawruh Dhuwung (hal 29) dijelaskan bahwa nama dan watak keris dapat diketahui dengan diukur menurut Kyai Empu Sura adalah sebagai berikut: Langkah pertama dengan mengambil 1 lembar daun janur lalu diukur dari pucuk bilah hingga ganja bagian bawah, dari hasil pengukuran tersebut kemudaian dibagi menjadi 3, yang sepertiga bagian dibuang. Langkah kedua adalah mencari titik tengah bilah (bisa dengan cara mengukur panjang wilah tanpa ganja dengan penggaris kemudian dibagi 2). Dan Langkah terakhir adalah janur yang didapat tadi dilipat mengikuti lebar wilah bagian tengah. Jumlah lipatan/tekukan yang ada itulah yang kan dihitung nantinya untuk menentukan nama dan watak keris. Pakem yang digunakan adalah jumlah lipatan dikurangi 8. Untuk keris udan mas ini dari hasil pengukuran didapat jumlah lipatan sebanyak 9. Lipatan yang jumlahnya 9 tadi dikurangi 8 jatuh di angka 1. Menurut Buku angka 1 mempunya watak “Naga Retna“ yang mana apabila diterjemahkan kurang lebih :

1. Bisa memberikan tuah/kekuatan menumbuhkan kewibawaan bagi pemakai/pemilik pusaka.

2.Dihormati banyak orang.

Menurut seseorang yang kami percaya dan bisa dikatakan sebagai Ahli Tanjeg, keris ini pemilih, hanya orang-orang yang mempunyai jiwa pemimpin, dan berkarakter yang kuat cocok dan cocok untuk memilikinya. Kami percaya pada akhirnya Sang Pusaka lah yang akan memilih Tuannya.

Dialih-rawatkan (dimaharkan) sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.


Contact Person :
 

Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan

Facebook : Griyo Kulo SMS/Tlp/WA : 0838-7077-6000 Pin BB : 5C70B435  Email : admin@griyokulo.com

————————————

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *