Tilam Upih Tunggul Kukus

Mahar : 4.950.000,-


1. Kode : GKO-497
2. Dhapur : Tilam Upih
3. Pamor : Tunggul Kukus
4. Tangguh : Mataram (Abad XVI)
5. Sertifikasi Museum Pusaka No :
6. Asal-usul Pusaka : Bogor, Jawa Barat
7. Dimensi : panjang bilah  34 cm, panjang pesi 7  cm, panjang total  41 cm
8. Keterangan Lain :


ULASAN :

TILAM UPIH, merupakan dhapur yang paling populer di seluruh wilayah Nusantara dan relatif bisa dijumpai pada setiap tangguh, mulai dari tangguh sepuh sanget hingga tangguh kamardikan. Dhapur Tilam Upih bentuknya hampir sama dengan dhapur Brojol, perbedaanya dhapur Brojol tidak dilengkapi dengan ricikan: tikel alis. Menurut kitab sejarah Narendra Ing Tanah Jawi (1928) dhapur Tilam Upih (diberi nama Jaka Piturun) dibuat bebarengan dengan dhapur Balebang (diberi nama Pamunah) pada tahun 261 Saka pada era pemerintahan Nata Prabu Dewa Budhawaka.

FILOSOFI, Tilam Upih  dalam terminologi Jawa juga berarti tikar yang terbuat dari anyaman upih (pelepah daun pinang) sebagai alas tidur. Yang secara tidak langsung tersirat pasemon, yang diistilahkan sebagai kondisi sedang tirakat/prihatin (masih tidur dengan alas apa adanya, belum dengan alas yang empuk). Para orang tua zaman dahulu biasanya secara turun temurun memberikan anaknya yang menikah salah satunya dengan keris dhapur Tilam Upih, artinya didoakan agar nantinya hidup rumah tangganya baik, mulya, berkecukupan atau sebuah bentuk simbolisasi harapan tentang hidup nyaman berkecukupan, meski saat ini semuanya harus dimulai dari bawah.

TANGGUH MATARAM, Koesni dalam bukunya Pakem Pengetahuan Tentang Keris menuliskan ciri khusus keris buatan zaman Mataram adalah: ganja sebit lontar sedikit panjang, besinya hitam kebiru-biruan sebab air yang untuk mencampur (menyepuh) adalah air yang bersih, maka bisa dikatakan bahwa keris tersebut kurang campuran bajanya. Jika membuat keris luk, menggelombangnya sangat teratur, dan soal rabaan dari awak-awak terasa sangat halus, keluarnya pamor kebanyakan byor.

PAMOR TUNGGUL KUKUS, sekilas pamor ini hampir mirip dengan pamor lintang kemukus, namun jika pada pamor lintang kemukus gumpalan pamor yang ada pada bagian sor-soran dilanjutkan dengan satu garis lurus yang berada tepat di tengah bilah menuju ke atas (sada saler), oleh karenanya pamor lintang kemukus kemudian lazim pula disebut dengan pamor kukus tunggal. Maka pada pamor tunggul kukus gumpalan yang berada di area sor-soran itu bisa berupa lawe satukel, boleh mirip tunggak semi, boleh menyerupai wos wutah ataupun bawang sebungkul. Kemudian gumpalan tersebut diikuti dengan beberapa garis terputus, yang sangat mirip dengan kukusan asap. Tuahnya dipercaya disegani oleh banyak orang, berhati jujur, selamat dari kejahatan orang dan doanya makbul.

CATATAN GRIYOKULO, Banyak yang meyakini bahwa pusaka tidak harus terlihat garang dengan dhapur ganan atau tampil mewah dengan hiasan emas, namun justru seringkali berwujud keris-keris lurus dengan ricikan sederhana. Banyak cerita tentang pusaka keluarga dengan dhapur Tilam Upih. Menurut cerita turun temurun dahulu kala, salah satu Wali songo, yaitu Kanjeng Sunan Kalijaga pernah menyarankan kepada pengikut-pengikut beliau, bahwa keris pusaka pertama yang baik dimiliki adalah Tilam Upih. Nah, barangkali pusaka ini cocok menjadi ageman Panjenengan sebagai pengikut/pendamping yang setia dikala suka maupun duka, disaat prihatin maupun diwaktu sudah jaya.

Dialih-rawatkan (dimaharkan) sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.


Contact Person :

Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan

Facebook : Griyo Kulo SMS/Tlp/WA : 0838-7077-6000 Email : admin@griyokulo.com

————————————

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *