Mahar : 4.550.000,-
1. Kode : GKO-498
2. Dhapur : Brojol
3. Pamor : Batu Lapak Nggajih
4. Tangguh : Pajajaran Akhir (Abad XIV)
5. Sertifikasi Museum Pusaka No : Ya
6. Asal-usul Pusaka : Garut, Jawa Barat
7. Dimensi : panjang bilah 23,5 cm, panjang pesi 6,5 cm, panjang total 30 cm
8. Keterangan Lain : pesi puntiran
ULASAN :
BROJOL, adalah salah satu bentuk dhapur keris lurus. Ada dua versi/varian bentuknya; yang pertama, ukuran panjang bilah dan ketebalannya sama dengan keris-keris pada umumnya, sekitar 30-35 cm. Gandhik-nya polos dengan ricikan satu saja, yakni hanya pejetan (kentara) tanpa ricikan lain. Sedangkan keris Brojol varian kedua, panjang bilahnya hanya sekitar sejengkal tangan atau sekitar 15 sampai 22 cm, bilahnya tipis, rata. Bagian blumbangan atau pejetan yang ada hanya samar-samar saja. Gandhik-nya pun polos dan tipis. Biasanya memakai gonjo iras (menyatu dengan bilah). Kadang-kadang pula pada bilahnya ada lekukan-lekukan dangkal, seolah lekukan itu bekas ‘pijitan‘ dari jari tangan. Keris brojol varian ini justru lebih familiar di telinga dengan sebutan keris Sombro daripada brojol itu sendiri.
FILOSOFI, Dalam bahasa Jawa “brojol” berarti keluar, yang berhubungan dengan proses kelahiran seorang bayi dari gua garba ibu. Seperti yang kita ketahui bersama, kelahiran merupakan proses dimana seorang ibu memperjuangkan dua nyawa sekaligus, dirinya sendiri dan anak yang dikandung selama sembilan bulan. Seberat apapun proses itu, didalamnya terdapat cinta dan harapan dari seluruh anggota keluarga, harap-harap cemas namun bahagia dalam menanti kelahiran buah hati.
Jabang bayi yang mbrojol dari rahim ibunya adalah suci, dia tidak bisa memilih terlahir dari siapa, misalpun terlahir dari hubungan “tidak sah”, bayi tetaplah suci, ibarat kertas ia masih bersih putih tanpa coretan. Sedangkan hitam putihnya nanti akan sangat tergantung dari orang tuanya atau penulisnya. Ketika bayi lahir saat itulah ia mengenal dunia pertama kalinya, ia diberi wewenang untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Ia dihadirkan untuk bisa menjadi “manusia” sampai suatu saat bisa kembali kepada-Nya melalui jalan yang benar. Dari segi pandang lain, Brojol melambangkan awal mula, sebuah titik awal dari perjalanan anak manusia di dunia fana ini.
TANGGUH PAJAJARAN, Koesni dalam bukunya Pakem Pengetahuan Tentang Keris menuliskan keris buatan Zaman Pajajaran sebagai berikut: Keris pembuatan zaman Pajajaran itu bisa dilihat bahwa panjang kira-kira dua kilan atau kurang sedikit. Pengetrapan ganja atau bentuknya ambathok mengkurep (bahasa Jawa). Sirah cecak-nya panjang, gandhik-nya miring panjang. Sogokan-nya tidak terlalu panjang. Adapun yang dibuat lengkok (luk), pasti lengkoknya merata antara satu dengan yang lainnya antara dua setengah jari. Dalam rasa pandangan keris kelihatan sedikit memutih dan garing, dikarenakan air yang sengaja untuk campurannya diambil dari air asin. Keluarnya pamor seakan akan tidak teratur, tetapi padat dan sebagian besar memakai dasar pamor gajih. Lebar sesuai dengan panjangnya, maka keris kelihatan gagah berwibawa. Namun dalam rasa perabaannya sedikit memberendul kurang rata.
PAMOR BATU LAPAK, atau disebut juga Watu Lapak, adalah salah satu motif pamor yang letaknya selalu dibagian sor-soran atau di pangkal bilah berbatasan langsung dengan garis batas ganja. Bentuk pamor ini mirip dengan bentuk sejenis jamur yang sering tumbuh di tonggak pohon yang telah mati. Bentuk gambaran pamor ini merupakan garis yang melengkung setengah lingkaran atau membentuk sudut yang ujungnya tidak runcing. Bagi sebagian pecinta keris pamor batu lapak merupakan pamor titipan yang disusulkan pembuatannya diantara pamor lain yang lebih dominan. Pamor Batu Lapak melambangkan jabatan atau kedudukan yang kukuh dan menyenangkan, bagaikan sebuah batu datar yang nyaman untuk diduduki. Tuahnya dipercaya untuk memudahkan meraih kedudukan yang tinggi, serta kestabilan usaha, karir dan jabatan.
CATATAN GRIYOKULO, Keris Sombro dengan bentuknya yang spesifik, telah dikenali oleh masyarakat umum perkerisan. Keindahannya ada pada kesederhanaan bentuknya, sebagai keindahan intrinsik. Tanpa dekorasi maupun keindahan ornamental, karena dhapur keris Sombro memang tanpa ricikan yang kompleks. Secara keseluruhan bilah keris ini masih sangat utuh, terdapat pula lekukan-lekukan pada bilah selebar jepitan ibu jari dengan telunjuk yang sering dipersepsikan sebagai bekas pijitan. Tidak ada pekerjaan rumah menunggu, kami persilahkan bagi yang berkenan untuk melanjutkan merawat.
Dialih-rawatkan (dimaharkan) sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan
Facebook : Griyo Kulo SMS/Tlp/WA : 0838-7077-6000 Email : admin@griyokulo.com
————————————