Mahar : 9.131.313,- (TERMAHAR) Tn. BR Cilegon
1. Kode : GKO-434
2. Dhapur : Singo Barong
3. Pamor : Ngulit Semangka
4. Tangguh : Madura (Abad XIX)
5. Sertifikasi Museum Pusaka No : 947/MP.TMII/IX/2020
6. Asal-usul Pusaka : Bumi Jawa, Tegal
7. Dimensi : panjang bilah 37,5 cm, panjang pesi 7,5 cm, panjang total 45 cm
8. Keterangan Lain : dhapur keris langka
ULASAN :
SINGO BARONG, adalah dhapur keris yang bagian gandik-nya berbentuk binatang mirip singa, dengan kedua kaki depan tegak di tanah. Kaki belakang ditekuk, dengan tubuh belakang dalam posisi duduk. Sorot matanya tajam, dengan mulut menganga seolah sedang mengaum. Pada sebagian moncong sang singa yang menganga sering “disumpal” dengan butiran emas atau batu mulia.
Sejak dahulu, keris dengan dhapur Singa Barong telah menjadi buruan para pemburu benda pusaka karena esoteri keris dhapur Singo Barong diyakini memang sangat kuat. Dhapur Singa Jantan ini dipercaya membuat sang pemilik akan memiliki karakter pemberani dan berwibawa bagaikan seekor singa jantan. Selain itu Singa juga dipercaya merupakan simbol penolak bala terhadap niat-niat buruk.
FILOSOFI, “Singa” adalah karnivora kucing besar dengan ciri khas pejantannya memiliki rambut surai lebat pada sekitar tengkuk dan lehernya. Auman singa yang membahana akan membuat ciut nyali hewan lain yang menggangu teritorialnya. Walau begitu sebenarnya singa bukanlah berhabitat asli Jawa atau Indonesia. Sejak berabad-abad lalu, Ia dikenal sebagai yang terkuat diantara segala binatang di rimba. Maka tak heran jika Singa dijuluki sang “Raja Hutan”, binatang yang melambangkan kekuatan, keberanian, ketangguhan, kemenangan serta kemampuan untuk melindungi kawanannya, yang tak kan mundur terhadap apapun.
Sedangkan kata “Barong“ sendiri berarti sesuatu yang besar. Dan hal ini tercermin pada besarnya singa yang ada di gandik, karena umumnya bentuk singa yang kurus-kurus akan disebut “kikik” atau asu ajag (anjing hutan).
LUK TIGABELAS, Adapun angka 13 dalam tradisi jawa juga dianggap sebagai angka keramat. Angka 13 kadang oleh sebagian orang diangap sebagai angka pembawa sial, namun demikian angka ini juga dipercaya sebagai penolak bala. Angka tiga belas merupakan angka 1 dan angka 3, keduanya merupakan angka ganjil yang penuh makna. Angka 1 merupakan angka pertama, memiliki makna permulaan, tunggal dan ke-Esa-an yang mencerimkan Ketuhanan. Sedangkan angka 3 merupakan angka ganjil yang mencerminkan keseimbangan. Angka 3 adanya manusia yang selalu mempunyai sifat tiga perkara hidup. Misalnya; Ada 3 hal dalam hidup yang tidak bisa kembali, yakni waktu, ucapan dan kesempatan. Maka hendaknya dijaga supaya tidak ada sesal kemudian. Ada 3 hal yang tidak pernah kita tahu, yakni rejeki, umur dan jodoh, mintalah pada Tuhan dan terakhir ada 3 hal dalam hidup yang pasti, adalah tua, sakit dan mati, persiapkanlah dengan sebaik-baiknya karena jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh.
Dalam kepercayaan Jawa (ilmu othak-athik), luk tigabelas (telulas, Jw) bermakna ‘las lasaning urip manungso’, atau akhir dari siklus sebuah kehidupan, menjawab dimana asal mula dan tujuan akhir manusia kelak akan kembali? Dengan memahami ajaran tentang asal mula dan tujuan akhir hidupnya atau sangkan paraning dumadi (asal mula sangkan dan tujuan dari akhir paraning, segala yang ada di dunia dumadi), manusia diharapkan mampu mengendalikan dirinya sendiri dan selalu menumbuh suburkan perilaku-perilaku yang terpuji dan yang mulia. Dengan melakukan tindakan-tindakan yang terpuji dan mulia, manusia diharapkan akan sampai pada tingkatan hidup yang secara spiritual disebut sebagai “jalma pinilih” atau manusia terpilih.
PAMOR NGULIT SEMANGKA, disebut demikian karena pamor yang dibuat oleh sang Empu mirip sekali dengan corak pada kulit buah semangka, yakni berupa beberapa garis lengkung dari bentuk garis lengkung terkecil kemudian melebar dengan lengkungan yang membesar, menunjukkan gerak yang teratur harmonis. Dapat dikatakan bahwa garis-garis lengkung yang berirama pada pamor ngulit semangka ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun). Menjadi orang yang lebih percaya diri (optimis), bijaksana dalam memutuskan suatu permasalahan (dinamis), dan pandai dalam pergaulan untuk menyesuaikan dengan segala keadaan (flexible). Fase kehidupan yang kemudian berkembang untuk mencari jati diri, mau belajar dan menjalin kehidupan sosial agama. Yang nantinya akan membawa dirinya menuju ke dalam penyatuan diri melalui pasang surut keadaan, dan pada akhir waktunya harus kembali ke asalnya.
PERUBAHAN FORMAT SURAT KETERANGAN, sehubungan dengan masa berakhirnya tugas Haji Duduh Hidayat sebagai kurator pada tanggal 31 Agustus 2020 kemarin, maka sertifikasi yang dikeluarkan oleh Museum Pusaka mulai bulan September ini mengalami sedikit perubahan. Adapun perubahan yang dimaksud adalah mengenai bentuk tanda tangan: dimana jika sebelumnya menggunakan 2 (dua) tanda tangan (kurator dan kepala museum), maka “sementara” untuk saat ini hanya akan menggunakan 1 (satu) tanda tangan saja, yakni Kepala Museum.
CATATAN GRIYOKULO, Jika saat ini kita masih sering melihat dhapur Naga “bersliweran”, tidak demikian dengan dhapur Singo. Selain karena varian dhapur singo tidak sebanyak dhapur nogo (seperti nogo sosro, nogo rojo, nogo siluman, nogo topo, nogo salira, nogo primitif dll), adalah sudah menjadi rahasia umum jika dhapur Singo ini sudah lama menjadi incaran para kolektor, para pejabat, hingga para bakul untuk kemudian masuk lemari penyimpanan sehingga dari ke hari semakin jarang kita bisa menemukannya.
Dialih-rawatkan (dimaharkan) sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan
Facebook : Griyo Kulo SMS/Tlp/WA : 0838-7077-6000 Email : admin@griyokulo.com
————————————
Saya mempunyai keris luk 13 dengan daphur singo barong, untuk mengecek keasliannya gimana min