Sepang

---

Ulasan :

SEPANG,  adalah salah satu bentuk dhapur keris lurus, ukuran panjang bilahnya sedang, tetapi bilah keris ini relatif tipis karena tanpa ada-ada. Menurut literatur ada beberapa versi mengenai dhapur sepang. Versi pertama, keris dhapur Sepang gandik lugas, pejetan panjang, gonjo wilut. Versi kedua kadang-kadang ada juga keris berdhapur Sepang yang bilahnya simetris, tanpa ricikan, tanpa gandik, kadang-kadang ada tingil kembar di kiri dan kanan bongkotnya. Bentuk keris dhapur Sepang Versi yang ketiga adalah: bilahnya lurus, tipis, tanpa ada-ada, keris tersebut tanpa gandik dimana bentuk sor-sorannya hampir simetris; ganjanya wilut dan memakai ri pandan. Pada sor-soran kadang diberi kinatah sepasang kijang dan sepasang paksi.

Sebagian pecinta keris beranggapan bahwa dhapur Sepang mempunyai tuah yang baik untuk membantu membina kerukunan suami-istri. Malahan adapula yang beranggapan bahwa keris berdhapur Sepang dapat membantu pasangan suami-istri agar cepat mendapatkan momongan. Dan yang paling nyleneh adalah dipercaya untuk sarana aman berpoligami atau nikah siri.

FILOSOFI, Sepasang gandik kembar kanan dan kiri menggambarkan prinsip kehidupan harmoni, selaras dan seimbang baik secara horizontal dalam konteks hubungan sesama, maupun secara vertikal dalam konteks hubungan antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian merupakan simbolisme dwitunggal atau loro-loroning atunggal. Sepang merupakan simbol “sepanunggalan” (Roso), ketika kemanunggalan tercapai maka kesuburan dan rejeki akan sempulur (tidak pernah habis). Manakala hubungan keduanya dapat berjalan harmonis, maka pasangan suami-istri akan sampai pada tujuan akhir kaken-kaken ninen-ninen, “sebaya mati sebaya mukti“.

ROJO GUNDOLO, Merupakan pamor tiban, pola bentuk pamor itu berupakan gambaran mirip manusia atau hewan atau makluk halus. Kebanyakan pamor Rojo Gundolo terletak pada bagian sor-soran bilah keris atau tombak, namun ada kalanya ditemukan di bagian tengah atau dekat dengan pucuknya, dan pada umumnya terselip diantara pamor lainnya, seperti beras wutah, kulit semangka atau yang sejenis dengan itu.

Menurut sebagian pecinta keris pamor Raja Gundala ini memiliki tuah yang dapat menghindarkan pemiliknya dari gangguan makhluk halus, sekaligus juga menangkal guna-guna. Karena keris atau tombak yang berpamor Raja Gundala tinggi nilai mas kawinnya, di kalangan msyarakat perkerisan terkadang diketemukan keris berpamor Raja Gundala yang merupakan rekaan dan lukisan tangan kreatif bukan pamor tiban. Misalnya pamor Raja Gundala yang merupakan hasil rekaan dengan cara etsa atau kamalan, atau hasil rekaan dengan teknik pamor miring. Oleh kebanyakan pecinta isoteri, pamor Raja Gundala yang bukan tiban, diragukan tuahnya.

                                      (sumber : pamor doewoeng, stoomdrukkerij de bliksem 1937)

Menurut buku pamor terbitan tahun 1937 jika ada pamor begitu wujudnya dinamakan Raja Gundala, yaitu dewanya pamor. Jika ada senjata tajam, terdapat pamor berwujud seorang laki-laki maupun perempuan, ya itu adalah gambar yang “menghuni”, jika mempunyai keinginan baik maupun buruk pasti tercapai.

(sumber : pamor doewoeng, stoomdrukkerij de bliksem 1937)

Untuk pamor sebaliknya, disebutkan dalam buku literatur yang sama (pamor tanpa nama), mirip huruf Arab Lam-alif  disebutkan pasti merupakan ageman orang terhormat (priyayi), gunanya pamor ini : Pertama, untuk tolak bala serta mendatangkan rejeki. Kedua dipenuhi kesejahteraan, ikhlas tapi tidak pamer dan adil.

Dialih-rawatkan (dimaharkan) sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.