Tombak Kudhup Melati

10590558_1712292255668741_9142982091114899016_n

Mahar : 1,499,999,- (TERMAHAR) Tn. D Ciputat, Tangerang Selatan


 kudhup melati mataram sultan agung kudhup melati
  1. Kode : GKO-134
  2. Dhapur : Kudhup Melati
  3. Pamor : Beras Wutah
  4. Tangguh : Mataram Sultan Agung Abad XVI
  5. Sertifikasi : Opsional
  6. Asal-usul Pusaka : Banjarnegara, Jawa Tengah
  7. Keterangan Lain : Metuk Pecah, tutup pecah, landeyan baru

Ulasan :

TOMBAK DHAPUR KUDHUP MELATI, artinya dalam bahasa Indonesia adalah kuncup bunga melati, tombak ini adalah sejenis tombak kecil, ukurannya tidak lebih dari sejengkal pemakainya, paling-paling panjangnya hanya 20 cm. Tombak jenis Kudhup Melati dapat dipasang pada ujung payung, ujung tangkai bendera, ujung tongkat atau tombak biasa. Tangkai landheyannya tidak lebih dari satu depa ( yang diukur setara dengan jarak antara ujung jari tangan kanan dengan jari terujung tangan kanan ketika kedua tangan tersebut direntangkan).

tombak kudhup melati tombak pamor wos wutah

Menurut kepercayaan masyarakat, tombak ini lebih bersifat magis (isoteri), selain itu juga untuk membela diri. Melati adalah bunga kecil yang berwarna putih bersih serta harum baunya, melambangkan laku yang bersih, kasih tulus suci tanpa pamrih, jiwa kesatria, kesetiaan dan keluhuran budi. Kekuatan magis bunga melati untuk mendatangkan kekuatan yang baik (putih) dan menangkal kekuatan jahat atau ilmu hitam. Karena dimensinya yang kecil, sejak pertengahan abad ke-20 tombak dhapur Kudhup Melati banyak yang digunakan sebagai isi tongkat komando, terutama bila pemiliknya seorang Tentara/Polri.

Pada dasarnya semua tombak dhapur Kudhup bukan untuk tombak menyerang atau berperang. Kegunaannya lebih sebagai maskot, benda magis atau bela diri. Tombak-tombak dhapur kudhup juga tidak mungkin dilontarkan karena ujungnya relatif kecil dan tidak praktis untuk tombak lontar. Kecuali dalam keadaan tertentu yang sangat mendesak.

tangguh mataram sultan agung tombak mataram sultan agung

WOS WUTAH, dalam bahasa Indonesia berarti Beras Tumpah. Secara filosofis, Beras Wutah menggambarkan kondisi, harapan dan keinginan sang pembuat keris untuk mendapatkan hasil panen yang melimpah atau kehidupan yang lebih makmur. Sekaligus melambangkan sifat sosial (kedermawanan). Besar dugaan, pamor jenis ini juga memperlihatkan suasana negeri yang subuk makmur pada masa itu, sehingga kondisi tersebut digambarkan dengan butiran beras yang memenuhi lumbung padi hingga tumpah ruah. Penamaan pamor itu jelas merupakan tetenger (penanda) bahwa suasana negeri ketika itu dalam kondisi makmur gemah ripah loh jinawi.

TANGGUH MATARAM SULTAN AGUNG, barangkali fase yang dianggap paling mewakili kejayaan pembuatan keris di Jawa adalah semasa Kerajaan Mataram Islam. Ketika itu, perkembangan keris dan tombak berlangsung dengan pesat, baik secara kualitas maupun kuantitas. Ada alasan pragmatik di sebalik perkembangan pembuatan keris dan tombak sebagai senjata bagi perajurit Mataram, di lain sisi boleh dikata pada pemerintahan Sultan Agung kondisi Negara relatif stabil, aman dan mapan secara ekonomi sehingga para Empu bisa bebas berkarya menghasilkan yang terbaik. Pada masa ini juga telah dikenal budaya kinatah pada keris (Gajah Singo).

Mempunyai bentuk pasikutan demes (serasi, menyenangkan, tampan, enak dilihat) dan pamornya mubyar (terang dan kontras) karena lebih banyak terbuat dari bahan pamor terbaik yakni meteorit. Meteorit berasal dari angkasa dan pada mulanya dipercayai sebagai pemberian Dewa. Apabila pemberian dari Dewa tersebut dipadukan dengan unsur dari bumi yakni besi dan baja, dipercaya akan menghasilkan sebuah pusaka yang bertuah. Konsep itu selaras dengan bersatunya Bapa Akasa (paternal) dengan Ibu Pertiwi (maternal), sehingga anaknya diharapkan kelak akan menjadi ampuh.

Sesuai peribahasa Tak Ada Gading Yang Tak Retak, barangkali yang menjadi kekurangan tombak ini adalah methuknya yang sudah tidak ada. Di balik kekurangannya, aura wingit tombak piandel yang menjadi sipat kandel masih bisa dirasakan. Kondisi sepanjang sisi tajam bilah masih bisa dibilang gilig utuh, tidak terdapat besetan atau bekas benturan dengan senjata lainnya. Menandakan bahwa tombak Kudhup Melati ini bukanlah tombak panas yang dulunya digunakan untuk berperang. Luluhan pamor meteoritnya juga mempunyai aura keindahan tersendiri, tak heran banyak orang yang mengagumi keris dan tombak Tangguh Mataram Sultan Agung.

Ditawarkan sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
 

Contact Person :
 

Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan

Facebook : Griyo Kulo SMS/Tlp/WA : 0838-7077-6000 Pin BB : 5C70B435  Email : admin@griyokulo.com

————————————

3 thoughts on “Tombak Kudhup Melati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *