Mahar : 2,750,000,-(TERMAHAR) Mr. AY Semarang
- Kode : GKO-117
- Dhapur : Sempana Luk 9 (Lamba Asera?)
- Pamor : Dwi Warna
- Tangguh : Madura Sepuh Abad XVII (Bugis?)
- Sertifikasi : Museum Pusaka TMII No : 162/MP.TMII/III/2016
- Asal-usul Pusaka : Kebumen, Jawa Tengah
- Keterangan Lain : Pendok polos terbuat dari mamas, mendak kuno terbuat dari perak.
Ulasan :
Sempana, adalah salah satu bentuk dhapur keris luk sembilan, yang tergolong sederhana. Keris ini hanya memakai kembang kacang, lambe gajahnya satu dan greneng. Ricikan lainnya tidak ada. Walaupun sederhana penampilannya, Sempana termasuk dhapur keris yang populer dan sering dijumpai. Sebilah keris pusaka milik Keraton Kasultanan Yogyakarta juga berdhapur Sempana. Pusaka itu adalah Kanjeng Kyai Panukup.
Apabila mencermati gagrak atau dedeg (postur) dari bilah ini, bisa dikata ada pengaruh aroma Bugis disana. Disebutnya Keris Lamba Asera, dhapur luk 9, lambang pengharapan agar pemilik atau pemakai (sawi) memiliki kemuliaan (arajang), keadidayaan dan kharisma (awaroaneangeng). Pamor Lonjog (susun ke atas), di pangkal bilah terdapat pola pamor lato-lato (tunggak semi) bermakna simbolis pertumbuhan dan Tebbajampu (kulit semangka) bermakna kerejekian dalam bingkai Teppobaja “batas baja” (wengkong) yang bermakna perlindungan dan keselamatan. Bentuk Sekar Kacang yang maju menggantung dan sor-soran pun tampak unik, agak berbeda dengan keris-keris Jawa pada umumnya. Pun demikian dengan tarikan luk serasa dangkal (kemba).
Selanjutnya apabila kita perhatikan bagian gandik tampak sedikit lebih tegak dan tebal dibandingkan keris-keris Tangguh Bugis lainnya (gandik Bugis lebih miring/bata rubuh), dilanjutkan mencermati bagian ganja, dirasa lebih njawani, panjang ganja normal seperti keris-keris Jawa pada umumnya (biasanya keris bugis agak pendek) dan terutama pada bagian greneng lebih mirip ke huruf Jawa Dha. Detil pamor pada bagian ganja walaupun agak kelem (kurang kontras) dirasa akan lebih mirip dengan Asihan, bentuknya sama betul dengan pamor Ngulit Semangka, hanya letaknya pamor itu menyambung antara yang di bagian bilah dengan yang di bagian ganja. Karena tuahnya terutama adalah untuk memudahkan dan memperlancar pergaulan, termasuk lawan jenis, yang umumnya disebut “pengasihan“, maka pamor yang begini disebut pamor Asihan. Penyebutannya secara lengkap adalah Pamor Kulit Semangka Asihan.
Untuk keris yang diperkirakan dibabar pada abad 17 (tahun 1600-an) secara visual masih bisa dianggap utuh mulai dari bagian greneng ganja, sekar kacang, hingga tarikan luk dari bawah hingga ke atas masih sangat terbaca keutuhannya. Secara material besi yang ada tampak basah dan berpori halus, sedikit berbeda dengan keris tangguh madura pada umumnya yg terkesan keris dan bersap-sap. Apabila disentilpun mengelurkan bunyi frekuensi yang tinggi dan bening pertanda matang tempa. Sangat layak dikoleksi bagi Panjenengan yang menginginkan sebuah keris pusaka, dimana bentuk yang dihasilkan adalah perpaduan antara karakter Tangguh Jawa dan Tangguh Bugis.
Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan
Facebook : Griyo Kulo SMS/Tlp/WA : 0838-7077-6000 Pin BB : 5C70B435 Email : admin@griyokulo.com
————————————